Kamis, 10 Juli 2014

Keutamaan Mengkhatamkan Al Quran

Al Qur’an adalah Kitabulloh ‘azzawajalla, dan membacanya merupakan ibadah yang paling utama dan merupakan perbuatan yang paling di sukai oleh-Nya, maka semakin banyak seorang muslim membaca Al Qur’an maka semakin banyak pahala yang mereka dapatkan.
Dari Abdullah bin Mas’ud radiyallahu’anhu, sesungguhnya Rasulullah Sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ ، وَلَامٌ حَرْفٌ ، وَمِيمٌ حَرْفٌ. رواه الترمذي (2910) وصححه الألباني
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Dan kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh kalinya. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf, dan Mim itu satu huruf.” (HR. At Turmudzi, di shohihkan Syaikh Al Bani)
Pahala ini akan di dapatkan bagi siapa saja yang membaca seluruh surat surat dari Al Qur’an, tidak terbatas pada surat-surat tertentu,
membaca untuk mengkhatamkannya dari awal sampai akhir dalam keadaan santai, dalam sholat dalam keadaan apa saja, dimana dan kapanpun membaca akan mendapatkan pahala tersebut.
Hanya saja yang paling utama adalah jika membaca dari awal hingga khatam seluruh Al Qur’an 30 juz, membaca berurutan sesuai dengan urutan mushaf tidak memilih surat-surat khusus, itulah yang dicontohkan Ulama-Ulama terdahulu, mereka mengkhatamkan Al Qur’an dalam sebulan bahkan lebih cepat dari itu.
Maka sebisa mungkin kita bisa mencontoh mereka itu setelah mengkhatamkan maka mulai dari baru lagi, dan begitu seterusnya. Bahkan mereka adakalanya mengkhatamkan khusus ketika sholat dan membaca untuk mengkhatamkan diluar sholat, atau mengkhatamkan dengan melihat dan mengkhatamkan tanpa melihat (hafalan), atau adakalanya membaca dengan cara hadr (cepat), untuk menjaga kuantitas bacaan dan di lain kesempatan dengan pelan untuk mentadabburi dan memahami apa yang mereka baca sedikit atau banyak, atau dalam bentuk yang lainnya mereka berinteraksi denga Al Qur’an.
Rosululloh Sallallahu’alaihi wa sallam  telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu.
Yang sangat disayangkan kalau ada seseorang yang membaca Al Qur’an dengan terburu-buru sehingga terjadi kesalahan dalam membaca atau mengkhususkan surat-surat tertentu yang tidak ada dasar dalil yang shohih, sehingga akan menyelisihi apa yang telah dicontohkan oleh Ulama’ terdahulu.
Rujukan: At-tibyan fii adabi hamalatil Qur’an, oleh: Imam An Nawawi Rahimahullah

0 comments:

Posting Komentar