Di sebuah pagi di desanya Nasrudin, tiba-tiba ada orang kaya yang menggendong kekayaannya di punggung bertanya ke sana ke mari. Pertanyaan orang kaya ini sederhana, siapa saja yang bisa memberinya pengalaman kedamaian sesaat saja, ia akan memberikan kekayaannya pada orang itu. Dan ke mana pun ia bertanya, semua warga desa menyebut nama Nasrudin.
Sesampai di pinggir desa di mana Nasrudin tinggal, orang kaya ini menceritakan kerumitannya menjadi kaya sehingga
hidupnya kacau dan jauh dari kedamaian. Tanpa memberikan jawaban apa-apa, Nasrudin langsung mengambil tas yang digendong orang kaya ini kemana-mana, kemudian membawanya lari. Terang saja orang kaya ini panik, bingung, sedih kemudian mengejar Nasrudin dari belakang. Maka terjadilah kejar-kejaran yang membuat seisi desa heboh. Orang desa yang sudah tahu perangai Nasrudin hanya tertawa saja. Setelah lelah mengejar Nasrudin, orang kaya ini kemudian duduk sambil menangis sedih sekali. Di puncak kesedihan itulah, kemudian Nasrudin datang mengembalikan tas lengkap dengan isinya.
Pelajaran dari cerita ini sederhana, orang memerlukan ketidakdamaian untuk mengerti kedamaian, orang memerlukan kegelapan untuk mengerti cahaya, orang memerlukan duka cita untuk bisa mengerti suka cita. Keduanya adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Kekacauan hidup selalu berawal dari sini, hanya mau kedamaian dan tidak mau ketidakdamaian.
Dalam cerita orang kaya di atas, tidak ada yang berubah. Tas yang sama, kekayaan yang sama, manusia yang sama. Yang berubah cuman satu, kualitas pikirannya. Begitu orang kaya tadi melewati kesedihan mendalam, ia memasuki kegembiraan yang juga mendalam. (*Sumber: http://gedeprama.blogdetik.com/)
"Maha Suci Allah yang menjadikan;
Berhina pada-Nya sebagai kemuliaan,
Tunduk pada-Nya sebagai keluhuran,
Berinfaq-berShadaqah di Jalan-Nya sebagai keluasan Rezeki,
Bertaqwa & Bertawakkal pada-Nya sebagai kunci keberkahan..
Menatap akhirat dan Surga-Nya sebagai sebuah kerinduan hati,
Dan bersandar pada-Nya sebagai kecukupan yang besar.."
Dan bersandar pada-Nya sebagai kecukupan yang besar.."
0 comments:
Posting Komentar